Thailand – Atlet kickboxing Indonesia, Andi Mesyara Jerni, meluapkan kekecewaannya terhadap kinerja wasit dalam ajang SEA Games Thailand 2025. Ia merasa dirugikan dan tidak mendapatkan penilaian yang adil saat bertanding di babak semifinal nomor tatami point fighting 50 kilogram putri.
Keluhan tersebut disampaikan langsung oleh Andi Mesyara Jerni melalui unggahan di media sosial Instagram, tak lama setelah pertandingan berlangsung pada Senin, 15 Desember 2025.
Gugur di Semifinal Usai Kalah dari Wakil Vietnam
Andi Mesyara Jerni tampil di babak semifinal menghadapi atlet Vietnam, Thi Thuy Giang. Pertandingan digelar di John Paul II Sports Center, Assumption University, Thailand.
Dalam laga tersebut, Andi harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor 8-11, hasil yang membuat langkahnya terhenti sebelum mencapai babak final.
Meski demikian, atlet kelahiran 1999 itu menilai hasil pertandingan tidak mencerminkan jalannya laga di atas arena. Ia mempertanyakan sistem penilaian yang diterapkan oleh wasit sepanjang pertandingan.
Protes Soal Sistem Penilaian dan Instruksi Wasit
Melalui unggahan di Instagram pribadinya, Andi mengaku heran dengan cara wasit memberikan penilaian. Ia menyebut dirinya sempat unggul di ronde pertama dan merasa berada dalam posisi aman untuk menerapkan strategi bertanding.
“Sejujurnya saya heran dengan sistem penilaian mereka,” ujar Andi.
Ia menjelaskan bahwa pada ronde pertama dirinya sempat unggul 4-3 dan memilih bermain lebih tenang dengan mengatur jarak. Namun, situasi berubah setelah wasit menghentikan pertandingan dan meminta dirinya untuk lebih agresif.
Andi mempertanyakan keputusan tersebut karena menurutnya setiap atlet memiliki strategi masing-masing dalam bertanding.
“Wasit menyetop dan bilang saya harus fight, harus menyerang. Padahal saya punya strategi sendiri,” ungkapnya.
Menurut Andi, dalam kickboxing, pergerakan ke kanan dan ke kiri untuk mengatur jarak merupakan hal yang sah dan tidak melanggar aturan.
Poin Tidak Bertambah, Lawan Justru Diuntungkan
Keluhan Andi tidak berhenti pada instruksi wasit. Ia juga merasa dirugikan dalam situasi perebutan poin, terutama ketika kedua petarung melakukan serangan secara bersamaan.
Dalam salah satu momen, Andi mengaku berhasil melakukan blocking dengan jelas, namun poin justru diberikan kepada lawannya. Sementara itu, poin miliknya tidak bertambah.
“Aku nge-block, itu jelas sekali, tapi poinnya malah dikasih ke lawanku,” tuturnya.
Ia juga menyoroti wasit yang tidak menghentikan waktu saat dirinya meminta setop, yang menurutnya berpengaruh terhadap jalannya pertandingan dan perolehan skor.
Skor Lawan Tiba-Tiba Bertambah
Andi mengungkapkan keterkejutannya saat melihat papan skor setelah duduk di sudut arena. Ia menyebut skor lawannya tiba-tiba bertambah secara signifikan, sementara skornya tetap.
“Saya lihat papan skor, tiba-tiba skor lawan naik jadi tujuh, sedangkan skor saya tetap empat,” katanya.
Ia menegaskan bahwa sepanjang pertandingan, lawannya nyaris tidak melakukan tendangan ke badan maupun kepala. Kalaupun ada, Andi merasa telah melakukan blocking dengan baik.
Menurutnya, kondisi tersebut semakin memperkuat keyakinannya bahwa ada kejanggalan dalam proses penilaian wasit.
Sorotan Terhadap Kualitas Perwasitan SEA Games
Keluhan yang disampaikan Andi Mesyara Jerni menambah sorotan terhadap kualitas perwasitan di SEA Games Thailand 2025, khususnya pada cabang olahraga kickboxing.
Meski harus mengakhiri perjuangannya di babak semifinal, Andi tetap mendapat dukungan luas dari warganet dan pecinta olahraga Tanah Air, yang berharap evaluasi terhadap sistem penilaian dan kinerja wasit dapat dilakukan demi keadilan bagi para atlet.