Sepak Bola

PSSI Putuskan Kontrak Patrick Kluivert: Akankah Shin Tae-yong Kembali?

Shin Tae-yong

Kursi pelatih Timnas Indonesia kembali berganti. Pada Kamis, 16 Oktober 2026, PSSI secara resmi mengumumkan pengakhiran kerja sama dengan Patrick Kluivert, pelatih kepala Timnas Indonesia senior, melalui mekanisme mutual termination.

Keputusan ini muncul setelah hasil buruk yang diraih skuad Garuda di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi dan Irak menjadi titik balik yang membuat nasib pelatih asal Belanda itu harus berakhir lebih cepat.

Tak hanya Kluivert, Gerald Vanenburg, pelatih Timnas U-23 dan U-20, juga ikut diberhentikan. Di bawah arahannya, Timnas U-23 gagal melaju ke Piala Asia U-23 2026 membuat dua level tim nasional tanpa prestasi memuaskan di tahun ini.

BACA JUGA : PSSI Akhiri Kerja Sama dengan Patrick Kluivert sebagai Pelatih Timnas Indonesia

Siapa Pengganti Kluivert? Nama Shin Tae-yong Kembali Mencuat

Pasca pemecatan Kluivert, nama Shin Tae-yong (STY) kembali menjadi bahan perbincangan publik. Pelatih asal Korea Selatan itu pernah menangani Timnas Indonesia dari Januari 2020 hingga Januari 2025 dan punya hubungan emosional yang kuat dengan publik sepak bola Tanah Air.

Di masa kepemimpinannya, STY memang tak mempersembahkan satu pun trofi, namun ia meninggalkan warisan penting berupa regenerasi pemain muda berbakat dan pencapaian historis. Salah satu pencapaian terbaiknya adalah membawa Timnas Indonesia U-23 ke semifinal Piala Asia U-23 2024 sebuah rekor baru dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Pemain-pemain seperti Ernando Ari, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, hingga Witan Sulaeman adalah contoh hasil kerja keras STY dalam membangun fondasi tim nasional.

Tapi, Akankah STY Kembali?

Meski publik ingin STY kembali, kenyataan bisa jauh berbeda. Ronny Pangemanan, pengamat sepak bola nasional, menyebut peluang itu sangat kecil.

“STY sendiri sudah berbicara kemarin dalam sebuah wawancara di Korea Selatan menyatakan dia sulit akan kembali,” jelas Ronny.

Alasannya cukup masuk akal. STY sudah mengalami pemecatan dari PSSI di awal tahun 2025, dan kembali menunjuknya bisa dianggap sebagai langkah inkonsisten dari federasi atau dalam bahasa yang lebih tajam, “menjilat ludah sendiri.”

Di sisi lain, STY juga baru saja diberhentikan dari klub Korea Selatan, Ulsan HD, yang sempat ia latih usai meninggalkan Timnas Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa STY tengah berada di fase karier yang menantang, dan belum tentu bersedia kembali ke proyek yang pernah ia tinggalkan dengan luka.

Apa Langkah PSSI Selanjutnya?

Kini, semua mata tertuju pada langkah Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Siapa pun pelatih yang akan ditunjuk menggantikan Kluivert harus mampu mengangkat moral pemain, memperbaiki performa tim, dan tentu saja memenuhi ekspektasi tinggi dari publik Indonesia yang haus akan prestasi.

Tantangannya tak kecil: Timnas harus segera bangkit usai gagal melaju ke Piala Dunia 2026 dan menatap kalender kompetisi yang padat termasuk potensi kualifikasi Piala Asia berikutnya dan berbagai turnamen regional.

LUNABERITA : 7 Gebrakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Si “Menteri Koboi” di Kabinet Prabowo

Pemecatan Patrick Kluivert menandai babak baru dalam dinamika kursi pelatih Timnas Indonesia. Wacana kembalinya Shin Tae-yong menjadi semacam deja vu yang memancing harapan, namun juga keraguan.

Apakah PSSI akan mengambil risiko politik dan emosional untuk kembali menggandeng STY? Ataukah federasi akan membuka lembaran baru dengan pelatih lain lokal maupun asing?

Yang jelas, harapan publik tetap sama: Timnas Indonesia harus kembali kompetitif, terorganisir, dan membanggakan.