Sepak Bola

Haiti Lolos ke Piala Dunia 2026 dan Rayakan Sejarah di Tengah Krisis Keamanan

euforia haiti

Timnas Haiti akhirnya memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 dan mempersembahkan momen bersejarah bagi rakyatnya. Keberhasilan ini menjadi pencapaian besar karena hanya dua kali dalam sejarah Haiti mampu tampil di panggung terbesar sepak bola dunia. Penantian panjang lebih dari lima puluh tahun terbayar saat Grenadiers menaklukkan Nikaragua dan mengamankan tempat di putaran final.

Selebrasi spontan langsung meledak di berbagai penjuru Haiti. Di Port au Prince, Cap Haitien, hingga Miragoane, ribuan warga turun ke jalan meski kondisi keamanan negara masih dipenuhi ancaman geng bersenjata. Kembang api, tarian tradisional, serta iringan musik rara menghidupkan malam kemenangan yang memberi sedikit harapan bagi warga yang setiap hari hidup dalam ketidakpastian.

Seorang suporter menyebut bahwa keberhasilan ini menjadi pelarian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Haiti. Ia berharap momen ini bisa menjadi pemersatu bangsa yang selama beberapa tahun terakhir terjerat krisis sosial dan kekerasan.

Perayaan Diwarnai Kehadiran Kelompok Bersenjata

Euforia kemenangan juga menarik perhatian karena beberapa pemimpin geng terlihat ikut merayakan. Jimmy Barbecue Cherisier, tokoh berpengaruh dalam jaringan geng Viv Ansanm, tampak merayakan lolosnya Haiti bersama warga di wilayahnya. Hal ini mengundang sorotan karena tiga hari sebelum pertandingan, ia sempat meminta warga tetap di rumah terkait ancaman bentrokan dengan aparat keamanan.

Meski begitu, banyak warga tetap nekat turun ke jalan demi merayakan sejarah baru Timnas Haiti. Banyak yang bertelanjang dada sambil mengibarkan bendera nasional sebagai bentuk rasa bangga yang jarang mereka rasakan beberapa tahun terakhir.

Perjuangan Timnas Haiti Dilalui di Luar Negeri

Akibat kondisi keamanan yang tidak stabil, Haiti tidak bisa memainkan laga kandang di negaranya sendiri. Seluruh pertandingan kualifikasi dimainkan di Curacao. Di stadion tersebut, Haiti menekuk Nikaragua dengan skor 2-0 untuk mempertahankan peluang lolos. Namun mereka tetap harus menunggu hasil pertandingan lain, yaitu laga Costa Rica melawan Honduras.

Hasil imbang tanpa gol dalam pertandingan tersebut memastikan tiket Piala Dunia untuk Haiti. Keajaiban yang sebelumnya dianggap mustahil menjadi kenyataan dan memicu gelombang selebrasi di seluruh negeri.

Gambaran Suram di Balik Kebahagiaan

Euforia ini hadir di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. Kelompok kriminal bersenjata menguasai hampir seluruh ibu kota dan dituduh melakukan kekerasan seperti pembunuhan, penculikan, hingga penjarahan. Sejak awal 2024, tekanan kelompok geng membuat Perdana Menteri Ariel Henry akhirnya mundur.

Situasi pelik ini membuat keberhasilan timnas memiliki arti lebih dari sekadar prestasi olahraga. Bagi banyak warga, momen ini memberi harapan baru meski ancaman masih membayangi.

Namun para pendukung Haiti kemungkinan besar tidak bisa menyaksikan langsung tim kesayangannya bertanding di Amerika Serikat. Pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump telah memasukkan Haiti ke daftar negara yang warganya dibatasi untuk masuk ke wilayah Amerika Serikat. Kebijakan ini menjadi pukulan lain bagi para suporter yang ingin mendukung langsung Grenadiers.

Kebanggaan Nasional yang Mengalahkan Ketakutan

Di tengah segala keterbatasan dan bahaya, kemenangan ini menjadi momen langka yang menyatukan rakyat Haiti. Para suporter muda menyampaikan kegembiraan tanpa ragu. Banyak yang merayakan tanpa memikirkan biaya dan konsekuensi karena merasa memiliki sesuatu yang patut dibanggakan setelah begitu lama hidup dalam tekanan.

“Saya sangat bangga dengan Haiti. Kita akan pesta semalaman,” ujar salah satu suporter muda.

Lolosnya Haiti ke Piala Dunia 2026 bukan hanya tentang sepak bola. Ini adalah cerita tentang harapan, ketahanan, dan kebanggaan di tengah masa sulit. Grenadiers berhasil mengangkat kembali semangat rakyat yang selama bertahun-tahun dihadapkan pada berbagai tantangan kemanusiaan dan keamanan.