Sepak Bola

Timnas Malaysia Tak Terkalahkan Sepanjang 2025 Meski Diterpa Skandal Naturalisasi

malaysia

Timnas Malaysia sedang berada dalam sorotan besar. Di satu sisi, skuad Harimau Malaya tampil luar biasa sepanjang tahun 2025 tanpa menelan satu pun kekalahan. Namun di sisi lain, mereka diterpa skandal serius terkait penggunaan pemain naturalisasi ilegal yang membuat Federasi Sepak Bola Malaysia harus berhadapan langsung dengan FIFA. Situasi ini menciptakan kontras yang tajam antara performa di lapangan dan masalah hukum yang kini mengancam masa depan mereka.

Pelatih Timnas Malaysia, Peter Cklamovski, tetap menegaskan kebanggaannya atas pencapaian tim. Ia menyoroti bahwa performa impresif sepanjang tahun ini merupakan salah satu pencapaian besar dalam sejarah skuad Harimau Malaya.

Malaysia Terancam Sanksi FIFA Akibat Naturalisasi Ilegal

Masalah besar yang menimpa Timnas Malaysia bermula dari sanksi yang dijatuhkan FIFA. Mereka dinilai telah menurunkan tujuh pemain naturalisasi ilegal dalam sejumlah pertandingan resmi, termasuk laga Kualifikasi Piala Asia 2027. Federasi Sepak Bola Malaysia sudah berupaya melakukan banding, namun permohonan awal mereka ditolak. Kini mereka mengajukan banding lanjutan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga atau CAS.

Jika banding kembali ditolak, Malaysia akan menghadapi konsekuensi berat berupa pengurangan poin di Kualifikasi Piala Asia 2027. Ancaman ini bisa sangat merugikan posisi Malaysia yang sedang berada dalam performa baik sepanjang tahun.

Para pemain yang terlibat juga menerima hukuman langsung dari FIFA. Hector Hevel mendapat larangan bermain selama 12 bulan akibat tampil saat melawan Nepal pada Maret 2025. Sementara itu, tujuh pemain yang diturunkan dalam laga melawan Vietnam pada Juni juga menerima hukuman yang sama.

Rekor Impresif Malaysia Sepanjang Tahun 2025

Terlepas dari skandal yang bergulir, catatan performa Malaysia di lapangan sangat memukau. Sepanjang 2025, Malaysia menjalani delapan pertandingan dengan hasil tujuh kemenangan dan satu imbang. Ini merupakan performa terbaik mereka dalam beberapa tahun terakhir.

Dari delapan laga tersebut, tiga di antaranya merupakan laga persahabatan menghadapi Cape Verde, Singapura, dan Palestina. Satu satunya hasil imbang terjadi ketika Malaysia menghadapi Cape Verde yang diperkuat Yuran Fernandes, pemain PSM Makassar.

Lima laga lainnya berlangsung dalam ajang Kualifikasi Piala Asia 2027. Dalam pertandingan tersebut, Malaysia menaklukkan Nepal dua kali, Laos dua kali, dan Vietnam dalam laga yang kini menjadi sorotan karena penggunaan pemain ilegal.

Cklamovski Tetap Bangga Meski Skandal Berjalan

Melalui wawancara dengan Astro Arena, pelatih Peter Cklamovski menyatakan rasa bangganya terhadap para pemain. Ia menilai tidak terkalahkannya Malaysia sepanjang kalender 2025 merupakan pencapaian yang tidak mudah di level sepak bola internasional.

Cklamovski mengatakan bahwa perkembangan teknis dan taktikal skuad Harimau Malaya meningkat pesat. Tempo permainan membaik dan identitas permainan semakin jelas. Pelatih asal Australia itu menegaskan bahwa fokus utama tim adalah mempertahankan gaya bermain positif sambil terus berkembang dalam aspek strategi dan penguasaan bola.

Meski begitu, Cklamovski tidak menyinggung secara langsung kemenangan mereka yang terjadi ketika Malaysia menggunakan pemain ilegal. Isu ini menjadi bagian dari kritik luas yang kini diarahkan kepada FAM dan staf pelatih.

Menanti Keputusan CAS untuk Nasib Malaysia di Kualifikasi Piala Asia 2027

Saat ini, Malaysia berada dalam situasi genting. Performa gemilang mereka bisa saja tidak berarti apa apa jika CAS menguatkan keputusan FIFA. Potensi pengurangan poin akan sangat mempengaruhi peluang mereka untuk lolos ke Piala Asia 2027.

Di tengah ancaman tersebut, Timnas Malaysia tetap berupaya menunjukkan profesionalisme. Fokus mereka tertuju pada peningkatan performa sambil menunggu keputusan akhir dari proses banding yang sedang berjalan.

Jika FAM berhasil memenangkan banding, perjalanan Malaysia menuju Piala Asia akan tetap terbuka lebar. Namun jika keputusan CAS sama dengan FIFA, Malaysia harus memulai kembali perjuangan mereka dari posisi yang lebih sulit.