Kapten Skotlandia, Andrew Robertson, tidak dapat menyembunyikan emosinya setelah memastikan tim nasionalnya lolos ke Piala Dunia 2026. Dalam kebahagiaan besar yang dirasakan jutaan pendukung Skotlandia, Robertson justru dilanda rasa haru mendalam saat mengenang almarhum rekannya di Liverpool, Diogo Jota.
Skotlandia memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 setelah meraih kemenangan dramatis 4-2 atas Denmark pada laga terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia. Pertandingan yang digelar di Hampden Park, Glasgow, pada Rabu 19 November 2025 dini hari WIB itu menjadi malam bersejarah bagi publik Skotlandia.
Ini adalah momen yang telah ditunggu selama hampir tiga dekade. Terakhir kali Skotlandia tampil di panggung Piala Dunia adalah pada edisi Prancis 1998. Kini, penantian panjang itu akhirnya terbayar dengan perjuangan luar biasa dan kerja keras seluruh skuad.
Haru Andrew Robertson di Tengah Euforia Kelolosan
Meski diliputi kegembiraan besar, Andrew Robertson justru mengaku perasaannya penuh kesedihan. Usai peluit akhir berbunyi, sang kapten tampak berkaca kaca. Bukan karena tekanan pertandingan, melainkan karena teringat sosok Diogo Jota yang memiliki mimpi besar tampil di Piala Dunia.
Dalam wawancara bersama BBC Skotlandia, Robertson mengungkapkan bahwa Jota pernah mengutarakan mimpi bermain di Piala Dunia bersamanya. Mereka sering berdiskusi tentang seperti apa rasanya tampil di ajang sepak bola terbesar dunia itu.
“Saya kira saya menyembunyikannya dengan baik, tapi saya sangat gundah,” kata Robertson.
“Saya tahu dengan umur saya sekarang, ini akan jadi kesempatan terakhir saya di Piala Dunia dan saya tidak bisa tidak memikirkan Diogo Jota hari ini.”
Baca juga : Persib Bandung Siap Hadapi Dewa United, Thom Haye Nilai Jeda Kompetisi Jadi Keuntungan Besar
Jota sempat absen dari Piala Dunia 2022 karena cedera, sementara Robertson sendiri belum pernah merasakan atmosfer turnamen tersebut. Itulah mengapa kesuksesan kali ini terasa begitu emosional baginya.
“Kami dulu sering ngobrol soal Piala Dunia. Dia absen di Qatar karena cedera dan saya belum pernah lolos. Kami selalu bicara soal akan seperti apa sih di Piala Dunia, tapi saya tahu dia tersenyum kepada saya dari sana malam ini,” tambahnya.
Robertson juga mengaku kesulitan menenangkan diri di ruang ganti sebelum pertandingan. Kenangan tentang Jota begitu menguasai pikirannya sepanjang hari.
Momen Bersejarah yang Penuh Makna
Kelolosan ini tidak hanya menandai kebangkitan sepak bola Skotlandia, tetapi juga menjadi pencapaian personal yang sangat emosional bagi Robertson. Ia menyadari bahwa peluang tampil di Piala Dunia mungkin tidak akan datang dua kali, sehingga sukses kali ini terasa sangat istimewa.
Bagi publik Skotlandia, keberhasilan ini menjadi buah dari proses panjang, regenerasi pemain, dan kerja keras pelatih serta seluruh anggota tim. Piala Dunia 2026 akan menjadi kesempatan bagi Skotlandia untuk kembali menunjukkan identitas sepak bola mereka di panggung tertinggi.
Sementara bagi Andrew Robertson, keberhasilan ini hadir sebagai bentuk penghormatan tersendiri untuk sahabat yang telah pergi. Sebuah momen yang tidak akan pernah ia lupakan sepanjang kariernya.