Malaysia kembali berada dalam sorotan internasional setelah laporan investigasi FIFA mengungkap adanya kejanggalan dalam proses naturalisasi pemain Timnas Negeri Jiran. Temuan ini membuat posisi Federasi Sepak Bola Malaysia atau FAM semakin tertekan karena laporan resmi FIFA setebal 64 halaman menunjukkan adanya inkonsistensi pernyataan dari salah satu pemain yang diperiksa.
Inkonsistensi Jawaban Pemain Memicu Kecurigaan
Dalam sesi wawancara dengan penyidik, pemain yang disebut sebagai Pemain 1 pada awalnya mengaku bahwa kakek dan neneknya lahir di luar Malaysia. Namun pernyataan tersebut berubah tiba-tiba. Berdasarkan dokumen FIFA, sosok Pemain 1 merujuk kepada Gabriel Felipe Arrocha.
Ia awalnya mengatakan bahwa kakeknya lahir di Venezuela dan neneknya di Spanyol. Namun sesaat kemudian ia mengoreksi ucapannya dengan mengatakan neneknya lahir di Malaysia. Perubahan mendadak ini menjadi poin penting bagi FIFA dalam menilai keaslian dokumen asal usul keturunan yang diajukan FAM.
FIFA menuliskan bahwa pemeriksaan dapat dilakukan terhadap tiga dokumen saja. Pertama adalah akta kelahiran nenek sang pemain yang diajukan FAM. Kedua adalah akta kelahiran yang diperoleh melalui administrasi FIFA. Ketiga adalah dokumen resmi yang dikeluarkan pemerintah Malaysia. Keterbatasan dokumen ini semakin memperkuat dugaan bahwa terdapat ketidakwajaran dalam proses naturalisasi tersebut.
Pernyataan Pemain Menjadi Kunci Indikasi Pelanggaran
FIFA menegaskan bahwa pernyataan pemain memiliki peran penting dalam mengungkap dugaan pemalsuan. Kutipan langsung dalam laporan menyebutkan bahwa ia mengatakan kakeknya lahir di Venezuela dan neneknya di Spanyol sebelum kemudian mengubah jawabannya. Komite banding FIFA menilai perubahan tersebut sebagai indikasi kuat bahwa dokumen keturunan yang disodorkan tidak autentik.
Selain itu, ketidakmampuan pemain menyediakan dokumen yang sebelumnya ia klaim pernah diberikan kepada agen turut memperbesar indikasi adanya rekayasa. Temuan ini dianggap sebagai bagian dari pola yang menunjukkan pelanggaran serius terhadap aturan naturalisasi yang berlaku.
FAM dan Tujuh Pemain Mendapat Sanksi Berat
Pada 3 November lalu, Komite Banding FIFA menguatkan sanksi terhadap FAM dan tujuh pemain yang diduga terlibat dalam penggunaan dokumen yang tidak valid. FAM dikenai denda sebanyak 350.000 franc Swiss atau sekitar 7,3 miliar rupiah.
Sementara itu tujuh pemain yakni Facundo Garces, Imanol Machuca, Hector Hevel, Gabriel Palmero, Rodrigo Holgado, Joao Figueiredo dan Jon Irazabal dihukum skors selama 12 bulan dari seluruh aktivitas sepak bola. Masing masing juga dijatuhi denda 2.000 franc Swiss atau sekitar 42,1 juta rupiah.
Sanksi tegas ini menunjukkan bahwa FIFA tidak menoleransi pelanggaran terkait naturalisasi serta manipulasi dokumen yang dapat memengaruhi integritas kompetisi internasional.
Dampak Serius bagi Sepak Bola Malaysia
Kasus ini menjadi pukulan berat bagi Malaysia yang selama beberapa tahun terakhir mengandalkan pemain naturalisasi untuk memperkuat skuad nasional. Temuan FIFA bukan hanya berpotensi menurunkan kredibilitas FAM tetapi juga dapat menghambat upaya negara tersebut meningkatkan performa di level internasional.
Dengan laporan investigasi yang semakin jelas, Malaysia kini dituntut untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap proses administrasi dan verifikasi dokumen naturalisasi. Jika tidak diperbaiki, persoalan semacam ini dapat kembali terjadi dan semakin merusak reputasi sepak bola nasional.