Jakarta, 29 Oktober 2025 — Rumor kembalinya Shin Tae-yong (STY) untuk melatih Timnas Indonesia kembali menjadi topik hangat di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air. Isu ini mencuat setelah beredar kabar bahwa sebagian anggota Exco PSSI disebut menyetujui ide untuk memanggil kembali pelatih asal Korea Selatan tersebut pasca pemecatan Patrick Kluivert.
Namun, pengamat sepak bola nasional Akmal Marhali memiliki pandangan berbeda. Ia menilai bahwa kembalinya Shin Tae-yong justru berpotensi menimbulkan persoalan baru di tubuh tim nasional.
“Saya berbeda dengan Bang Andre (Rosiade) soal mengembalikan STY. Kembalinya STY menurut saya dengan situasi yang saat ini lagi ramai, di mana terlalu masifnya penggemar STY untuk mendorong STY, saya pikir bukan solusi,” ujar Akmal dalam acara diskusi sepak bola bertajuk Media Cup 2025 di Pendekar Goozone Mini Soccer Cibis, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025), dikutip dari Antara.
Menurut Akmal, tekanan besar publik untuk mengembalikan Shin Tae-yong bisa menjadi pedang bermata dua.
Jika nantinya pelatih berusia 55 tahun itu gagal membawa hasil maksimal, reputasi yang telah ia bangun selama lima tahun di Indonesia justru bisa rusak.
“Bahkan kalau para Exco menginginkan itu, tapi kalau kemudian gagal, nama dia yang sudah bagus di Indonesia bisa jatuh,” lanjutnya.
Akmal Marhali: Pelatih Baru Harus “Punya Hoki”, Bukan Sekadar Nama Besar
Koordinator Save Our Soccer itu juga memberikan pandangan soal kriteria pelatih ideal Timnas Indonesia berikutnya. Ia menegaskan bahwa pelatih baru tidak harus memiliki nama besar atau gaji tinggi, namun harus memiliki faktor keberuntungan atau “hoki”.
“Cari pelatih yang bukan punya nama besar, bukan karena gaji besar, bukan karena kedekatan, tapi pilih pelatih yang punya hoki untuk membawa Indonesia berprestasi. Tidak semua pelatih nama besar punya hoki juga. Hoki ini penting,” ungkap Akmal.
Selain itu, ia menilai pelatih baru Timnas Indonesia sebaiknya mau tinggal di Indonesia, agar bisa memahami kultur sepak bola nasional serta memantau langsung perkembangan pemain di kompetisi domestik.
“Tidak ada lagi pelatih tim nasional Indonesia tinggalnya di negara lain. Dia harus bekerja 24 jam untuk sepak bola Indonesia dan memantau pemain di liga kita,” tegasnya.
Harus Ada Asisten Pelatih Lokal
Akmal juga menyoroti pentingnya kehadiran asisten pelatih lokal di dalam jajaran kepelatihan Timnas Indonesia. Menurutnya, hal itu penting untuk menjembatani perbedaan bahasa dan budaya antara pelatih asing dan pemain lokal.
“Kalau pelatih asing jadi pelatih tim nasional, harus punya asisten orang Indonesia juga. Sehingga bisa jadi penghubung ketika tim nasional berkumpul dan membantu komunikasi,” jelasnya.
“Atau, ketika pelatih utama ada tugas di tempat lain, asisten bisa memantau liga yang sedang berjalan,” tambahnya.
Ketua BTN Bantah Rumor Exco Setuju Kembalinya Shin Tae-yong
Menanggapi isu yang beredar, Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji membantah kabar bahwa sebagian besar Exco PSSI sudah sepakat memulangkan Shin Tae-yong.
“Itu sumber beritanya dari mana?” ujar Sumardji kepada BolaSport.com, Senin (27/10/2025).
Sumardji menegaskan, tidak ada keputusan resmi terkait nama pelatih baru Timnas Indonesia pasca pemecatan Patrick Kluivert. Ia meminta publik tidak mudah percaya dengan isu yang belum diverifikasi.
PSSI Masih Cari Pelatih Baru, Erick Thohir: Move On dari Shin Tae-yong
Setelah pemecatan Kluivert yang gagal membawa Indonesia ke Piala Dunia 2026, banyak netizen mendesak PSSI dan Erick Thohir untuk memulangkan Shin Tae-yong.
Namun, Erick justru menyiratkan bahwa federasi ingin melangkah maju dan mencari arah baru.
Presiden PSSI itu menyebut sudah saatnya insan sepak bola Indonesia “move on” dari era Shin Tae-yong, sekaligus membuka peluang bagi pelatih baru dengan visi berbeda.
BACA JUGA : Kevin De Bruyne Cedera Parah Usai Bawa Napoli Kalahkan Inter, Terancam Absen Empat Bulan
Latar Belakang: Shin Tae-yong di Indonesia
Shin Tae-yong pernah menukangi Timnas Indonesia sejak akhir 2019 hingga 2024.
Selama masa kepemimpinannya, ia berhasil mengangkat performa Timnas senior, U-23, dan U-20, serta membawa Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 dan semifinal Piala Asia U-23 2024.
Namun setelah masa kontraknya berakhir, STY memilih kembali ke Korea Selatan dan sempat menangani klub Ulsan HD, sebelum akhirnya dipecat karena tren buruk dalam sepuluh laga terakhir.
LUNABERITA : Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Sepakat dengan Jokowi: Proyek Whoosh Bukan Sekadar Soal Laba, tapi Pembangunan Wilayah